LEBAK – ADN.COM
Bismillāhirraḥmānirraḥīm.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, sang teladan utama dalam adab, akhlak, dan kesempurnaan jiwa.
“ADAB, MAHKOTA ILMU:
“Dalam dunia tasawuf, adab bukan sekadar sopan santun lahir, tetapi cermin dari kejernihan batin dan kemurnian hati. Orang berilmu tanpa adab ibarat pohon tinggi yang berbuah busuk, sementara orang beradab meski ilmunya sedikit, bagaikan bunga harum yang menyejukkan siapa pun di sekitarnya.”
Para ulama sufi berkata:
“Ilmu tanpa adab adalah kesombongan yang tersamar.”
Sedangkan adab adalah jembatan antara hamba dan Tuhannya. Dengan adab, ilmu menjadi berkah; tanpa adab, ilmu menjadi beban.
“TELADAN DARI PARA GURU:
*Imam Malik rahimahullah pernah berkata kepada murid-muridnya:
“Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu.”
Demikian pula para salik (penempuh jalan ruhani), mereka tidak hanya belajar tentang dzikir, zikir, dan ilmu makrifat, tetapi terlebih dahulu menata adab—baik terhadap Allah, terhadap guru, terhadap sesama, maupun terhadap dirinya sendiri.
“Seorang murid yang beradab, ketika mendengar nasihat gurunya, tidak langsung membantah dengan dalil, tetapi menundukkan hatinya agar cahaya kebenaran bisa masuk.
“ADAB TERHADAP ALLAH:
“Adab terhadap Allah berarti menundukkan kehendak di bawah kehendak-Nya. Tidak mendahului takdir, tidak menuntut lebih dari yang ditetapkan. Orang yang beradab kepada Allah akan tenang dalam ujian, sabar dalam cobaan, dan tidak sombong ketika diberi kenikmatan.”
“ADAB TERHADAP GURU:
“Dalam tasawuf, guru (mursyid) bukan hanya pengajar, tetapi penuntun ruhani. Murid yang kehilangan adab terhadap gurunya akan kehilangan keberkahan ilmu, walau secara lahir ia menguasai banyak kitab. Karena itu para salik menjaga pandangan, perkataan, dan bahkan lintasan hati di hadapan gurunya.”
“ADAB TERHADAP SESAMA:
“Adab terhadap sesama adalah buah dari hati yang bersih. Ia menebarkan kasih, bukan celaan. Ia menundukkan ego, bukan meninggikan diri. Orang yang benar-benar beradab tidak sibuk menilai kekurangan orang lain, tapi sibuk memperbaiki dirinya sendiri.”
“PENUTUP:
“Ilmu mengajarkan kita apa yang benar, tetapi adab mengajarkan bagaimana menjadi benar. Ilmu mengantarkan pada pengetahuan, sedangkan adab mengantarkan pada kedekatan dengan Allah.”
Maka benarlah ungkapan para sufi:
“Barangsiapa menuntut ilmu tanpa adab, maka ia menjauh dari Allah; tetapi siapa yang menjaga adab, maka Allah akan membukakan baginya lautan ilmu tanpa batas.”
Semoga Allah menanamkan dalam hati kita adab yang halus, ilmu yang berkah, dan akhlak yang indah.
Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn.

Penulis & Editor: ABY DOSO













