LEBAK – ADN.COM
Dalam era globalisasi saat ini, gaya hidup bebas di kalangan anak muda semakin menjadi fenomena yang sulit dihindari. Kemajuan teknologi, keterbukaan informasi, dan pengaruh budaya barat menjadi faktor utama yang membentuk pola pikir serta perilaku generasi muda masa kini. Istilah “gaya hidup bebas” sering diartikan sebagai kebebasan dalam berekspresi, berpakaian, berteman, bahkan dalam menjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Namun sayangnya, kebebasan ini sering disalahartikan dan berujung pada perilaku yang menyimpang dari norma sosial dan nilai-nilai moral bangsa.
Banyak anak muda yang menganggap bahwa hidup bebas adalah bentuk dari kebebasan diri dan jati diri yang modern. Mereka merasa bahwa pembatasan dari orang tua atau aturan sosial dianggap kuno dan mengekang.
Padahal, kebebasan yang tidak diimbangi dengan tanggung jawab justru dapat membawa dampak negatif, seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, konsumsi alkohol, hingga meningkatnya angka kehamilan di luar nikah di kalangan remaja. Fenomena ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah karena dapat mengancam masa depan generasi muda Indonesia.
Selain itu, pengaruh media sosial juga memiliki peran besar dalam membentuk gaya hidup anak muda. Melalui berbagai platform digital seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, banyak remaja yang meniru gaya hidup selebriti atau influencer tanpa mempertimbangkan dampaknya. Mereka berlomba-lomba untuk tampil keren, mengikuti tren, dan mencari pengakuan sosial,
meskipun hal tersebut sering kali bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia. Akibatnya, banyak generasi muda yang kehilangan arah, lebih mementingkan penampilan luar daripada kualitas diri dan prestasi.
Pendidikan moral dan bimbingan keluarga menjadi faktor penting dalam mengatasi masalah ini. Orang tua memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai agama, etika, dan tanggung jawab kepada anak sejak dini. Sekolah dan lembaga pendidikan juga perlu memberikan pendidikan karakter yang kuat agar anak muda tidak mudah terpengaruh oleh arus negatif globalisasi. Pemerintah pun diharapkan dapat memperkuat program-program pembinaan generasi muda melalui kegiatan positif yang dapat menyalurkan energi dan kreativitas mereka secara produktif.
Pada akhirnya, kebebasan sejati bukanlah kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan yang disertai kesadaran dan tanggung jawab. Anak muda perlu menyadari bahwa masa depan bangsa ada di tangan mereka. Jika mereka terjerumus dalam gaya hidup bebas yang salah arah, maka akan sulit bagi bangsa ini untuk memiliki generasi penerus yang kuat, bermoral, dan berintegritas.
Gaya hidup modern boleh saja diikuti, tetapi harus tetap berlandaskan pada nilai-nilai moral, agama, dan budaya bangsa. Hanya dengan cara itulah anak muda Indonesia dapat menjadi generasi yang bebas namun tetap bermartabat.

Penulis & Editor : ABY DOSO












