MR. Noma Biro Lebak Media Jurnalkota.co.id Mengutuk Keras Kekerasan terhadap Wartawan di Lebak


Lebak, Banten — Insiden kekerasan terhadap jurnalis kembali mencoreng kebebasan pers di Indonesia. Wartawan media online Global Investigasi News, Sahran, menjadi korban penganiayaan saat meliput proyek pembangunan infrastruktur jalan rabat beton di Desa Girimukti, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, pada Rabu, 13 Agustus 2025, sekitar pukul 10.15 WIB.

Peristiwa ini mendapat sorotan tajam dan kecaman luas, termasuk dari MR. Noma, perwakilan Biro Lebak Media Jurnalkota.co.id, yang secara tegas mengutuk tindakan kekerasan tersebut.

“Kami dari Jurnalkota.co.id menyampaikan solidaritas dan dukungan penuh kepada rekan jurnalis Sahran. Tindakan kekerasan yang dialaminya bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga terhadap kebebasan pers yang dijamin undang-undang,” ujar MR. Noma dalam keterangannya, Sabtu (16/08/2025).

Kronologi kejadian bermula saat Sahran tengah mendokumentasikan proyek pembangunan jalan senilai Rp110 juta yang berasal dari APBDes 2025. Saat mendapati dugaan pelanggaran teknis dalam pelaksanaan proyek—yakni tidak digunakannya lapisan pelastik sebagai dasar konstruksi—Sahran mencoba mengkonfirmasi kepada pelaksana proyek. Namun, pelaku yang diketahui bernama Suhendi justru diduga melakukan pemukulan terhadap wartawan tersebut.

Menurut pengakuan korban, dirinya menerima empat kali pukulan di bagian dada dan kepala, serta mendapat larangan keras untuk melanjutkan peliputan.

“Kami mendesak Polsek Cilograng dan Polres Lebak agar memproses laporan ini secara serius, dan transparan. Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap aparat penegak hukum,” tambahnya.

Lebih jauh, MR Noma menyoroti pentingnya peran jurnalis dalam melakukan pengawasan terhadap proyek-proyek yang bersumber dari dana publik.

“Jurnalis adalah mata dan telinga publik. Bila ada dugaan penyimpangan anggaran desa, maka wartawan wajib meliputnya. Tidak boleh ada pihak yang merasa kebal terhadap pengawasan,” imbuhnya.

Terakhir MR. Noma juga menambahkan, bahwa insiden ini menjadi peringatan serius bahwa profesi wartawan masih rawan ancaman di lapangan. Ia berharap semua pihak, termasuk pemerintah desa dan pelaksana proyek, menghormati kerja-kerja jurnalistik yang sah dan dilindungi undang-undang.

“Kami berharap tidak ada lagi kekerasan terhadap jurnalis, khususnya di wilayah Lebak. Bila hal ini terus dibiarkan, maka demokrasi akan terancam. Kami berdiri bersama rekan-rekan media dan tidak akan mundur selangkah pun dalam memperjuangkan kebebasan pers,” tukas MR. Noma. (Red)



Pemred


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *