LEBAK,ADN.COM – Puluhan mahasiswa Universitas Setia Budhi Rangkasbitung (USBR) menggelar aksi unjuk rasa menolak pelantikan Penjabat (Pj.) Rektor yang dinilai cacat administrasi dan bertentangan dengan aturan hukum. Aksi berlangsung pada Selasa (12/8/2025) pukul 10.30 WIB di halaman kampus USBR, Rangkasbitung, dengan Miftahul Rahmat sebagai koordinator lapangan.
Dalam orasinya, massa aksi menyampaikan lima poin tuntutan yang secara tegas menolak penunjukan Iman Sampurna sebagai Pj. Rektor USBR. Mereka menilai, Surat Keputusan (SK) Pengurus Yayasan Setia Budhi Rangkasbitung Nomor 055/YSB/USBR/VIII/2025 tertanggal 8 Agustus 2025 tentang Pengangkatan Pj. Rektor USBR Tahun 2025–2027 tidak sah secara hukum.
Menurut massa aksi, SK tersebut cacat hukum karena ditandatangani oleh Wakil Ketua dan Sekretaris Yayasan, bukan oleh Ketua Yayasan sebagaimana diatur dalam Statuta dan AD/ART Yayasan Setia Budhi Rangkasbitung. Mereka menilai proses pelantikan tersebut tidak sesuai kepatutan, menyalahi aturan, dan harus dibatalkan.
“Pelantikan Pj. Rektor yang cacat administrasi ini berdampak langsung pada hak-hak mahasiswa. Salah satunya adalah legalitas penandatanganan ijazah di masa depan. Kami tidak ingin mahasiswa menjadi korban akibat permasalahan legalitas SK tersebut,” tegas Miftahul Rahmat dalam orasinya.
Massa aksi juga menyoroti bahwa jika SK pengangkatan Pj. Rektor terbukti tidak sah, maka segala kebijakan internal, termasuk penandatanganan ijazah oleh Pj. Rektor tersebut, dapat dikategorikan ilegal atau batal demi hukum.
Atas dasar itu, mereka mengajukan tuntutan kepada pihak yayasan dan pengelola kampus, yakni:
1. Menolak pelantikan Pj. Rektor Iman Sampurna yang dinilai cacat administrasi demi hukum.
2. Menyatakan SK Nomor 055/YSB/USBR/VIII/2025 tidak sah dan menuntut pembatalannya.
3. Menuntut proses pengangkatan ulang Pj. Rektor sesuai prosedur dengan kualifikasi yang jelas.
4. Meminta pertanggungjawaban oknum pengurus yayasan yang diduga menyalahgunakan wewenang.
5. Mengingatkan agar mahasiswa tidak dirugikan dalam legalitas ijazah dan administrasi kampus akibat permasalahan ini.
Jika tuntutan mereka tidak diindahkan, mahasiswa mengancam akan menggelar aksi lanjutan dengan skala yang lebih besar, bahkan mempertimbangkan jalur hukum untuk menguji keabsahan SK tersebut.
Aksi berjalan dengan tertib, meski diwarnai yel-yel dan spanduk berisi penolakan pelantikan Pj. Rektor. Sejumlah aparat keamanan dan perwakilan pihak kampus tampak memantau jalannya aksi untuk memastikan situasi tetap kondusif.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Yayasan Setia Budhi Rangkasbitung maupun Pj. Rektor yang baru dilantik belum memberikan keterangan resmi terkait tuntutan mahasiswa tersebut. (Riziq)