KABUPATEN TANGERANG, ADN.COM – Film ‘Sang Guru’ yang mengisahkan tentang kehidupan Syekh Nawawi Al-Bantani yang merupakan imam sekaligus pengajar di Masjidil Haram Mekah akan segera dibuat.
Ide filem yang diketahui berasal dari wakil presiden RI Ma’rup Amin itu mendapat dukungan dari ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet.
“Syekh Nawawi Al-Bantani merupakan salah satu ulama besar dan cendekia Indonesia asal Banten. Ketokohan nya mendunia karena menjadi imam dan pengajar di Masjidil Haram Mekah,” terang Bamsoet, Jumat 5 Juli 2024.
lebih lanjut Bamsoet mengatakan, Syekh Nawawi lahir pada 1813 di Kampung Tanara, Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten dan memiliki murid KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan.
“Syekh Nawawi adalah anak sulung dari tujuh saudara. Ayahnya, Syekh Umar bin Arabi Al-Bantani, adalah seorang ulama di Banten dan ibunya bernama Zubaedah,” katanya.
Sambung Bamsoet menjelaskan sejak kecil Syekh Nawawi menunjukkan bakat serta kecerdasan yang luar biasa dalam ilmu agama. Selain belajar langsung kepada bapaknya, Syekh Nawawi juga menuntut ilmu kepada Haji Sahal dan Raden Haji Yusuf.
“Kemudian Syekh Nawawi memutuskan pergi ke Mekkah untuk belajar agama Islam kepada ulama besar Arab Sayyid Ahmad An Nahrawi, Syekh Muhammad Khatib Al Hanbali, Sayyid Ahmad Zaini, dan Sayyid Ahmad Ad Dimyati,” ungkapnya.
Saat kembali ke Banten lanjut Bamsoet Syekh Nawawi marah melihat perlakuan penjajah Belanda terhadap masyarakat sekitar dan mengajak masyarakat untuk melawan Belanda melalui khotbah yang disampaikan.
“Akibatnya, penjajah Belanda mengawasi ketat setiap pergerakan Syekh Nawawi, yang kemudian membuatnya kembali ke Mekkah dan tetap memimpin pergerakan dari sana,” imbuhnya.
Dikatakan Bamsoet setelah kembali ke Mekah Syekh Nawawi dipercaya sebagai pengajar dan imam di Masjidil Haram dan disegani oleh para ulama dan penuntut ilmu agama Islam dari penjuru dunia.
“Selama hidupnya, Syekh Nawawi sangat produktif menulis kitab. Jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tafsir, tauhid, tasawuf, dan hadis,” jelasnya.
Menurut dia salah satu karya terkenalnya adalah kitab tafsir Al-Kashif, yang merupakan tafsir Al-Qur’an dan dinilai sebagai salah satu karya penting dalam bidang tafsir.
“Syekh Nawawi wafat di Mekah pada 1897 dan dimakamkan di Mekah di Jannatul Mu’alla bersebelahan dengan makam Asma anak dari Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq,” tutup Bamsoet. (*/Red)
Sumber: Tempo